Makalah DSS Kelompok 5
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
Penerapan DSS di
Lingkungan Kerja & Penerapan DSS di Lingkungan Sosial
Don Haidy Abel, S.T., MBA&E
Nama Kelompok 5 :
Nabila Puteri
Salsabila (201610325273)
Putri Septiyani (201610325272)
Annisa Virlyn (201610325239)
Tri Fajar
Sefiismiati (201610325261)
Indah Zulfiani (201610325335)
Kelas: 4-A4
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Dewasa
ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang
pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi
metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup
berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (DSS) . sistem
pengambilan keputusan (DSS) merupakan system berbasis perangkat lunak
interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan
mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan
pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan
berbagai masalah dan mengambil keputusan. System pendukung keputusan atau DSS
digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang
dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi dari
analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya.
Suatu
sistem pengambilan keputusan (DSS) diharapkan dapat membantu manajemen dalam
proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools)
bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan
keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research
dan management science.
Dalam
hal yang mebuat tertarik adalah dengan metode DSS oleh manajer yang digunakan
oleh Perusahaan dalam Pengambilan Keputusan. Karena menurut kami DSS sangat
bermanfaat bagi perusahaan dan memudahkan pengembangan bisnis, Tujuan dari
makalahl ini adalah membahas berbagai peran penting penggunaan Decision Support
System (DSS) bagi manajemen selaku pembuat keputusan
B. Rumusan
Masalah
Dari
makalah yang kami buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut :
1. Apa
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (DSS) ?
2. Bagaimana
perkembangan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) ?
3. Apa
saja tipe Sistem Pendukung Keputusan (DSS) ?
4. Bagaimana
Cara Pengambilan Keputusan ?
5. Apa
Saja Tipe Keputusan Manajemen ?
6.
Bagaimana konsep Implementasi
DSS di Dunia Kerja ?
7.
Bagaimana konsep penerapan DSS
di Lingkungan Sosial ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah SIM dan menjawab pertanyaan
yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan baik penyusun maupun bagi pembaca tentang sistem
pendukung keputusan (DSS)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Decision Support System (DSS)
Salah
satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan
adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS ni merupakan suatu
sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses
pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk
menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan
implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh
ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya
adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus
dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai
minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan
kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.
Pendekatan
yang paling sering dilakukan dalam proses perancangan pada sebuah DSS adalah
dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat
menarik minat manajer untuk menggunakannya, diharapkan system ini dapat
merepresentasikan keadaan dunia nyata atau bisnis yang sebenarnya. Hal yang
perlu ditekankan adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan
tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana (tools) bagi mereka.
DSS
sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti “Operation Research” dan “Management
Science” , hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian
masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual, maka
saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan
persoalan yang sama dalam waktu relative singkat.
Suatu
DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system berbasis perangkat lunak
interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan
mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan
pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan
berbagai masalah dan mengambil keputusan. System pendukung keputusan atau DSS
digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang
dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi dari
analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya.
Informasi
yang biasanya dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi pendukung keputusan akan
melakukan:
·
Mengakses semua asset
informasi terkini, termasuk data legasi dan relasional, kompulan data, gudang
data, dan kumpulan jumlah besar data.
·
Angka-angka penjualan antara
satu periode dengan periode lainnya.
·
Angka-angka pendapatan yang
diperkirakan, berdasarkan pada asumsi penjualan produk baru.
·
Konsekuensi pilihan-pilihan
pengambilan keputusan yang berbeda, dengan pengalaman dalam suatu konteks yang
dirinci ulang.
Sudah
begitu banyak perusahaan di berbagai industri yang bergantung pada perangkat,
teknik dan pemodelan pendukung keputusan, untuk membantu mereka menganalisa dan
memecahkan beragam pertanyaan bisnis sehari-hari. System pendukung keputusan
bersifat tergantung oleh data, sebagaimana keseluruhan proses mengambil seluruh
kumpulan data yang tersedia, untuk dianalisa. Perangkat-perangkat, proses, dan
metodologi pelaporan berbasis Business Intelligence adalah contoh penggunaan
penting dalam system pendukung keputusan manapun, dan memberikan analisis data,
pelaporan serta monitoring data yang sangat terpercaya kepada pengguna.
Persyaratan
yang biasa dimiliki dalam penerapan Sistem Pendukung Keputusan Tingkat Tinggi:
·
Pengumpulan data dari
beragam sumber (data penjualan, data inventori, data supplier, data riset
pasar, dsb).
·
Penformatan dan penggunaan
data.
·
Lokasi database yang sesuai
serta pembangunan format untuk pembuatan laporan dan analisa berbasis
pengambilan keputusan.
·
Perangkat dan aplikasi yang
serba bisa dan mampu memberikan pelaporan, monitoring dan analisa terhadap
data.
Karakteristik
dan Kemampuan DSS atau Decision Support System
Berikut
ini akan dibahas mengenai karakteristik dan kemampuan kinerja dari DSS atau
Decision Support System, antara lain yaitu :
1. DSS
menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi
semi-terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan
informasi terkomputerisasi.
2. Dukungan
disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari pimpinan
puncak sampai manajer lapangan.
3. Dukungan
disediakan bagi individu dan juga bagi grup. Berbagai masalah organisasional
melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam grup. Untuk masalah yang
strukturnya lebih sedikit seringkali hanya membutuhkan keterlibatan beberapa
individu dari departemen dan level organisasi yang berbeda.
4. DSS
menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling
berkaitan.
5. DSS
mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design,
choice dan implementation.
6. DSS
mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda;
ada kesesuaian diantara DSS dan atribut pengambil keputusan individu (contohnya
vocabulary dan style keputusan).
7. DSS
selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil keputusan harus reaktif, mampu
mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan beradaptasi untuk membuat DSS selalu
bisa menangani perubahan ini. DSS adalah fleksibel, sehingga user dapat
menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau mengatur kembali
elemen-elemen dasar (menyediakan respon cepat pada situasi yang tak
diharapkan). Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat waktu dan cepat
setiap saat.
8. DSS
mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi,
jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh (biaya
membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).
9. Pengguna
harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar
dapat dibangun dalam organisasi pengguna tadi dengan melibatkan sedikit saja
bantuan dari spesialis di bidang Information Systems (IS).
10. DSS
biasanya mendayagunakan berbagai model (standar atau sesuai keinginan user)
dalam menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan pemodelan ini menjadikan
percobaan yang dilakukan dapat dilakukan pada berbagai konfigurasi yang
berbeda. berbagai percobaan tersebut lebih lanjut akan memberikan pandangan dan
pembelajaran baru.
11. DSS
dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan
solusi yang efisien dan efektif dari berbagai masalah yang pelik.
Prinsip
Dasar DSS
1. Struktur
Masalah sulit untuk menemukan masalah yg sepenuhnya terstruktur atau tak
terstruktur. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat sebagai besar masalah
berada.
2. Dukungan
Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat
diterapkan pada bagian masalah yg terstruktur, tetapi manajer bertanggung ajwab
atas bagian yang tidak terstruktur.
3. Efektivitas
Keputusanwaktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama
menggunakan DSS adalah keputusan yg baik
B. Perkembangan
Decision Support System (DSS)
Sistem
pendukung keputusan berkembang di awal era komputasi terdistribusi. Sejarah
sistem seperti dimulai pada sekitar 1965 dan penting untuk memulai meresmikan
catatan, orang ide-ide, sistem dan teknologi yang terlibat dalam bidang yang
penting dari teknologi informasi diterapkan. Hari ini masih mungkin untuk
merekonstruksi sejarah Sistem Pendukung Keputusan dari tangan pertama rekening
dan bahan-bahan yang tidak dipublikasikan serta artikel diterbitkan.
Beberapa
seksi selanjutnya bergerak dari sekitar 1965 sampai pertengahan 1990-an. Benang
DSS terkait dengan model berorientasi DSS, sistem pakar, analisis multidimensi,
alat query dan pelaporan, OLAP, Business Intelligence, DSS Group, dan Sistem Informasi
Eksekutif ditelusuri dan terjalin saat mereka muncul untuk berkumpul dan
menyimpang selama bertahun-tahun. Sebelum 1965, itu sangat mahal untuk
membangun skala besar sistem informasi. Pada sekitar waktu ini, pengembangan
dari IBM System 360 dan sistem mainframe lebih kuat membuatnya lebih praktis
dan hemat biaya untuk mengembangkan. Pada akhir 1960-an, jenis baru dari sistem
informasi menjadi praktis - Model berorientasi DSS atau sistem manajemen
keputusan.
Pengembangan
DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara
time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat
berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi.
Timesharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun
1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang
keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul
“A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada
kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan
manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis
keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony
menggunakan istilah Strategic palnning, managemen control dan operational
control (perencanaan strategis, control manajemen, dan control manajemen).
DSS
yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang berbasis tabel atau
spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca data dengan cara
tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer dalam “mengkutak-katik”
(mengganti atau merubah) variabel yang ada, di mana hasilnya akan ditampilkan
dalam format grafik yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk keperluan ini,
biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk mengimplementasikannya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah banyak ditawarkan
aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN, WAN, Intranet,
Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan dihubungkan satu dengan
lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat saling mempertukarkan data
dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Bahkan sudah ada DSS yang
diperlengkapi dengan expert system (dibuat berdasarkan teori kecerdasan buatan
= artifial intelligence), sehingga keputusan bisnis secara langsung dapat
dilakukan oleh komputer, tanpa campur tangan manusia.
C. Berbagai
Tipe Sistem Pendukung Keputusan (DSS):
Penting
untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model tertentu yang diterima atau
dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang diimplementasikan, sehingga
terdapat banyak cara untuk mengklasifikasikan DSS.
DSS
model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan mengorganisirnya
dengan efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan yang khusus, dan
hanya menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya benar-benar
memproses data dan secara eksplisit menunjukkan beragam solusi berdasarkan pada
data tersebut.
DSS
model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukkan solusi
berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat bahwa intervensi
manusia terhadap data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya, data yang kotor
atau data sampah, pasti akan menghasilkan keluaran yang kotor juga (garbage in
garbage out).
Suatu
DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu diberikan
kepada manusia yang menolong system untuk merevisi atau memperbaikinya.
Model
Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan menggunakan simulasi
statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau
strategi tanpa harus intensif mengumpulkan data.
Communication
Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan metode atua
aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan, solusi atau strategi.
Data
Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi agar
sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atua
eksternal dan memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan
serta digolongkan secara sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran
operasional dari satu periode ke periode lainnya, inventori pada tahun
sebelumnya, dsb.
Document
Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk seperti dokumen
teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan serta
strategi dari manipulasi data.
Knowledge
Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu yang
disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah
keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa
adalah suatu model knowledge driven DSS.
D. Cara
Pengambilan Keputusan
Dalam
rangka memahami bagaimana cara-cara pengambilan keputusan, maka berikut ini
dikemukakan beberapa cara pengambilan keputusan yang lazim digunakan oleh suatu
kelompok atau organisasi.
1. Keputusan
consensus atau mufakat. Keputusan ini adalah pendapat bersama dalam suasana
yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi secara terbuka. Dalam keputusan
yang dicapai dalam permufakatan, semua anggota kelompok memahami keputusan
tersebut dan siap mendukungnya.
2. Keputusa
lewat pemungutan suara mayoritas. Cara pengambilan keputusan ini paling sering
dipakai. Dalam cara ini suatu persoalan hanya akan dibahas bila paling sedikit
51% dari anggota yang menyetujui keputusan tersebut.
3. Keputusan
oleh minoritas. Suatu minoritas dapat membuat aneka keputusan kelompok dengan
berbagai cara, sebagian di antaranya bersifat sah dan sebagian lainnya tidak
sah.
4. Keputusan
dengan mengambil rata-rata pendapat perorangan. Cara lain membuat aneka
keputusan adalah dengan menanyai pendapat masing-masing anggota secara terpisah
lalu menyimpulkan rata-ratanya. Para anggota tidak diberi kesempatan untuk
mendiskusikan secara langsung tatap muka mengenai keputusan macam apa yang akan
diambil oleh kelompok.
5. Keputusan
oleh anggota ahli. Aneka keputusan kelompok juga bisa dibuat dengan cara
meminta salah seorang anggota yang paling ahli memutuskan apa yang harus
dilakukan oleh kelompok.
6. Keputusan
oleh otoritas sesudah mendengarkan hasil diskusi kelompok. Mula-mula sang
pemimpin mengundang kelompok untuk rapat, mengemukakan permasalahannya kepada
kelompok dalam rapat itu, mendengar diskusi yang dilakukan oleh kelompok sampai
ia merasa yakin tentang keputusan yang harus dibuatnya, dan menyampaikan kepada
kelompok.
7. Keputusan
oleh otoritas tanpa mendengarkan hasil diskusi kelompok. Sang pemimpin membuat
semua keputusan tanpa berkonsultasi kepada para anggota kelompok dengan cara
apapun. Cara ini cukup lazim ditempuh dalam berbagai organisasi.
E. Tipe
Keputusan Manajemen
Pengambilan
keputusan adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan alternative untuk
mencapai sasaran. Tipe-tipe keputusan manajemen, menurut Frederick H. Wu (1984:71) diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Keputusan
terprogram. Keputusan terprogram dilakukan menurut pola dan struktur yang sudah
jelas. Keputusan semacam ini biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
permasalahan dengan tingkat kepastian yang tinggi dan lebih banyak memerlukan
pertimbangan rasional. Dalam hal ini yogiyanto (1988:71) menyatakan bahwa
keputusan terprogram ialah keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan rutin
sehingga dapat diprogram. Keputusan ini banyak dilakukan oleh manajemen tingkat
bawah.
2. Keputusan
semi terprogram. Keputusan ini di samping memerlukan pertimbangan rasional juga
pertimbangan lain yang sifatnya normative. Ini terjadi karena variabel yang
harus dipertimbangkan lebih banyak dan bervariasi. Keputusan semi terprogram
ialah keputusan yang sifatnya sebagian dapat diprogram sehinga masih memerlukan
pertimbangan-pertimbangan. Keputusan ini biasanya membutuhkan analisis dan
perhitungan yang terperinci karena sifatnya yang rumit, keputusan ini banyak
dilakukan oleh manajemen tingkat menengah.
3. Keputusan
tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram merupakan keputusan yang harus
diambil dengan mempertimbangkan hampir semua variabel baik yang terikat
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena adanya variabel yang tidak
terkendali (di luar control manajemen), maka seperti dijelaskan yogiyanto bawha
keputusan ini sifatnya tidak selalu terjadi dan tidak berulang-ulang. Keputusan
ini banyak dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
F.
Penerapan
DSS di Lingkungan Kerja
Konsep implementasi DSS di dunia kerja yang
kali ini diambil oleh penulis adalah penerapan Business Intelligence dalam
pengumpulan data serta presentasi data dalam suatu bentuk Dashboard. Bidang
industri perusahaan yang dijadikan contoh adalah maskapai penerbangan atau
airline industry.
Teknologi aplikasi yang digunakan adalah
system aplikasi berbasis web dan dapat diakses pada suatu URL tertentu dari
PC/laptop/tablet milik pengguna dengan kapasitas minimum, kapan saja dan dimana
saja pengguna berada.
Metodologi, proses serta perangkat pelaporan
Business Intelligence atau BI adalah komponen kunci yang memberikan analisa
data, pelaporan dan monitoring yang kaya kepada pengguna sistem.
Secara garis besar, proses yang terjadi
kurang lebih adalah seperti digambarkan dalam diagram dibawah ini, dimana;
System akan mengumpulkan semua data baik data
master dan juga data transaksi dari setiap aplikasi yang digunakan semua
departemen dalam perusahaan, untuk kemudian dilakukan analisis What-if
tergantung dari laporan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen.
Hasil analisis tersebut akan menentukan
keputusan apa yang harus diambil oleh manajemen.
Terlihat dibawah, berbagai departemen yang
mengaksesnya antara lain Personalia (Human Resource/HRD), Keuangan
(Accounting), Produksi/Operasional, Pemasaran/Marketing, Distribusi/Pengiriman,
serta divisi lain, yang semuanya berada dibawah manajemen perusahaan.
Description: Alur DSS untuk Sistem Informasi
Akuntansi
Alur DSS untuk Sistem Informasi Akuntansi
Struktur Alur Data Dalam Aplikasi Business
Intelligence
Pelaporan yang ingin dilihat oleh tingkat
manager dalam manajemen perusahaan tersebut akan tampil dalam aplikasi
Dashboard yang interaktif dan dapat dikustomisasi sesuai keinginan user/
pengguna aplikasi. Contoh dashboard tersebut adalah seperti dibawah ini.
Sebelumnya, perlu diingat bahwa aplikasi
dashboard juga memiliki beragam kategori per divisi, dimana setiap
divisi/departemen dalam suatu perusahaan biasanya menggunakan jenis data yang
berbeda, serta mengakses data dalam cara yang berbeda pula. Laporan dan hasil
analisis yang diperlukan juga otomatis berbeda, begitu pula bentuk pelaporan
yang diperlukan tiap-tiap divisi tersebut, sebagaimana digambarkan dalam
diagram dibawah.
Description:
https://ag92110007.files.wordpress.com/2011/11/dashboard-categories1.jpg?w=736&h=446
Pembagian Kategori Dashboard Berdasarkan
Penitikberatan Pengambilan Informasi Perusahaan
Manfaat Penggunaan Aplikasi Terapan
DSS/Decision Support System dalam Bentuk Business Intelligence Dashboard;
Mempermudah dilakukannya analisa terhadap
data master dan juga data transaksi perusahaan untuk kemudian menghasilkan
berbagai laporan yang akan mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen perusahaan.
Memberikan tampilan yang lebih enak dilihat
dan lebih professional yang disesuaikan dengan kultur serta bidang bisnis
perusahaan yang menggunakan aplikasi ini.
Memberikan informasi terkini terhadap
pergerakan angka-angka dalam perusahaan, atau bahkan bersifat real-time.
Contohnya dalam hal ini; adalah pergerakan angka penjualan tiket pesawat setiap
harinya, atau pergerakan angka kedatangan dan keberangkatan pesawat dari
seluruh bandara di Indonesia (hasil kegiatan operasional perusahaan).
Contoh implementasi aplikasi Business
Intelligence – Dashboard sebagai ajuan system pendukung keputusan/decision
support system yang hendak diimplementasikan dalam perusahaan:
Description: Prototipe Tampilan Dashboard
untuk Pengaplikasian Business Intelligence bagi Sistem Pendukung Keputusan,
Dibuat Menggunakan Tool Xcelcius Disambungkan ke Warehouse SAP-Business
Intelligence
Prototipe Tampilan Dashboard untuk
Pengaplikasian Business Intelligence bagi Sistem Pendukung Keputusan, Dibuat
Menggunakan Tool Xcelcius Disambungkan ke Warehouse SAP-Business Intelligence
Elemen-elemen yang ditampilkan:
·
Grafik
keseluruhan angka penjualan tiket yang dihasilkan tim Sales setiap harinya
dimana manajemen dapat meilhat pergerakan terakhir yang terjadi satu jam
sebelum pengaksesan dashboard.
·
Grafik
keseluruhan angka penjualan tiket yang dihasilkan pada satu hari sebelum
pengaksesan dashboard (H-1)
·
Grafik
keseluruhan angka penjualan secara mingguan (pergerakan mingguan).
·
Grafik
keseluruhan angka penjualan secara bulanan (pergerakan bulanan).
·
Grafik
keseluruhan angka penjualan secara tahunan (pergerakan tahunan).
·
Grafik
penjualan per staff sales untuk mengukur kinerja masing-masing personel.
·
Grafik
pembelian dari setiap klien yang kategorinya adalah:
·
Pembelian
per klien Travel Agent
·
Pembelian
per perusahaan
·
Pembelian
per wilayah kota penjualan di Indonesia; semua kota yang memiliki bandara
(missal Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lainnya).
G. Penerapan DSS di Lingkungan Sosial
Dalam berbagai proses manajemen akademik,
proses pengambilan keputusan telah banyak bergantung pada DSS yang telah dikembangkan.
Penerapan DSS diterapkan pada saat :
·
Keputusan penerimaan mahasiswa
baru,
·
Evaluasi prestasi akademik,
·
Yudisium, dan
·
Penentuan mahasiswa
berprestasi.
Berbagai basis data dikembangkan oleh
fakultas dan unit kerja sesuai dengan aktivitas dan arah pengembangan
masing-masing dengan penerapan koordinasi matriks kepada unit lain yang
terkait. Pangkalan data utama meliputi sebagai berikut :
·
Basis data sumber daya manusia
/ ketenagaan yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Ketenagaan
(SINAGA), termasuk di antaranya basis data presensi/absensi pegawai (aplikasi
Absensi sidik jari).
·
Basis data akademik yang
dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Akademik (SIAKAD), termasuk
di antaranya basis data penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (aplikasi
SIPEN dan aplikasi SIPEMAS).
·
Basis data aset /
sarana-prasarana yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi
SARANA-PRASARANA (SINAPRA).
·
Basis data kemitraan /
kerjasama yang dikelola dalam aplikasi Sistem Informasi Kerjasama (SIKERSA).
·
Basis data keungan yang
dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan (SIAKEU).
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengambilan keputusan adalah pekerjaan
sehari-hari seorang pemimpin baik pemimpin pemerintah, organisasi sosial
masyarakat maupun pemimpin perusahaan kecil dan besar. Sehingga pada akhirnya
bagi suatu organisasi sangat perlu diketahui bagaimana teknik pengambilan
keputusan. Dengan memakai metode ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika
pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat
berkurang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://kujpalupi.blogspot.co.id/2016/03/sistem-pendukung-pengambilan-keputusan.html
http://fajarilhamsyah06111137.blogspot.co.id/2008/06/pengertian-dss-decision-support-system.html
http://hasanxch.blogspot.co.id/2016/06/perkembangan-decision-support-system-dss.html
https://ag92110007.wordpress.com/decision-support-system-sistem-pendukung-keputusan/
Komentar
Posting Komentar