Makalah DSS Kelompok 4
MAKALAH
( Penerapan DSS di lingkungan kerja
dan sosial )
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Don Haidy Abel, ST,. MBA &
E
NAMA ANGGOTA
Shiva Desadra
( 201610325280 )
Siti Nur Aeni
( 201610325282 )
Hana Pertiwi
( 201610325288 )
Mala Hayati
( 201610325270 )
Yantih Alawiyah
( 201610325283 )
Amelia Junita Sari ( 201610325274 )
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
EKONOMI MANAJEMEN
2018
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Alloh SWT, Karena bimbingan dan penyertaan – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas yang diberikan Dosen pengajar Sistem Informasi Manajemen.
Makalah ini belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan baik teori maupun praktik. Dengan demikian kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca, guna memperbaiki dan menyempurnakan penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan kami guna tercapainya sebuah makalah
yang baik.
Kiranya Alloh SWT tetap menyertai kita sekalian,
dengan harapan pula agar karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya
amin.
PENULIS
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
1.3
Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 2
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian
Decision Support System ( DSS )..................................................................... 3
2.2 Contoh Klasik dari Persoaalan DSS .................................................................................. 3
2.3 Prinsip dasar
DSS ......................................................................................................... 4
2.4 Pengertian dan
Penjelasan DSS menurut para ahli ............................................................ 4
2.4.1 Pengertian
tentang sistem pendukung keputusan.................................................. 5
2.5 Perkembangan Decision Support System ......................................................................... 6
2.6 Komponen Decision Support System................................................................................ 6
2.7 Tujuan Decision
Support System........................................................................................
7
2.8 Peran DSS
dalam SIM.....................................................................................................
8
2.9 Jenis – jenis Decision
Support System...............................................................................
9
2.10 Kelebihan dan Kekurangan DSS...................................................................................... 11
2.10.1
Kelebihan DSS..................................................................................................
11
2.10.2
Kelemahan DSS................................................................................................
12
2.11 Dampak
Pemanfaatan DSS............................................................................................
12
2.12 Sejarah DSS...................................................................................................................
12
2.13 Faktor Pendukung DSS..................................................................................................
13
2.14 Pembuatan Keputusan....................................................................................................
13
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Decision
Support System.................................................................................................. 15
3.1.1 Contoh kasus dan pemanfaatan DSS dalam
lingkungan kerja ................................ 15
3.1.2 Contoh kasus penerapan DSS dalam lingkungan
Sosial ....................................... 18
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 20
4.2 Saran............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
DSS
adalah sebuah system yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun
kemampuan komunikasi dalam hal memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi
dihasilkan dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output dari model
matematika dan system pakar. Komunikasi digunakan saat berbagai kelompok
manajer terlibat dalam pemecahan masalah.
Pada
tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott
Morton, keduanya professor MIT. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja
untuk mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen dan
mengembangkan apa yang telah dikenal sebagai Garry & Scott Morton Grid. Matriks
Garry & Scott Morton ini didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan
terprogram dan tak terprogram serta tingkat-tingkat manajemen Robert N.
Anthony. Garry dan Scott Morton mengambarkan jenis-jenis keputusan menurut
struktur masalah, dari terstruktur hingga tidak terstruktur. Tahap-tahap
pengambilan keputusan Simon digunakan untuk menentukan struktur masalah,
Masalah terstruktur merupakan suatu masalah yang memiliki struktur pada tiga
tahap pertama Simon, yaitu intelejen, rancangan, dan pilihan.
Perintis
DSS yang lain di MIT, Peter G. W. Keen, bekerja sama dengan Scott Morton untuk
mendefinisikan DSS Karena DSS ini mempunyai tiga tujuan yang harus dicapai.
Mereka percaya bahwa DSS harus :
·
Membantu manajer membuat keputusan untuk
memecahkan masalah semi-terstruktur
·
Mendukung penilaian manajer bukan mencoba
menggantikannya
·
Meningkatkan efektifitas pengambilan
keputusan manajer daripada efisiensinya
·
Letak hubungan tiga tujuan DSS dengan tiga
prinsip dasar dari konsep DSS- struktur masalah, dukungan keputusan, dan
efektivitas keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
a. apa pengertian dari
DSS ( Decision Support System) ?
b. apa saja prinsip dasar
dari DSS ( Decision Support System )
?
c. apa keunggulan dari
DSS ( Decision Support System ) ?
d. apa kelemahan dari DSS
( Decision Support System ) ?
e. apa tujuan dari DSS ( Decision Support System ) ?
f. apa saja jenis – jenis
dari DSS ( Decision Support System )
?
g. apa dampak yang akan
dirasakan dalam penggunaaan DSS ( Decision
Support System ) ?
h. bagaimana sejarah awal
dari DSS ( Decision Support System )
?
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. untuk mengetahui
pegertian dari DSS ( Decision Support
System) .
b. untuk mengetahui prinsip dasar dari DSS ( Decision Support System ).
c. untuk mengetahui keunggulan
dari DSS ( Decision Support System ).
d. untuk mengetahui kelemahan
dari DSS ( Decision Support System ).
e. untuk mengetahui tujuan
dari DSS ( Decision Support System ).
f. untuk mengetahui jenis
– jenis dari DSS ( Decision Support
System ).
g. untuk mengetahui
dampak yang akan dirasakan dalam penggunaaan DSS (
Decision Support System ).
h. untuk mengetahui
sejarah awal dari DSS ( Decision Support
System ).
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Decision
Support System
Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk perangkat
lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses
pengambil keputusan. Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah
sebagai “second opinion” atau “information source” yang dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan sebelum seorang manajermemutuskan kebijakan tertentu.
Pendekatan yang paling sering
digunakan dalam proses perancangan sebuah DSS adalah dengan menggunakan teknik
simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat manajer untuk
menggunakannya , diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan dunia
nyata atau bisnis yang sebenasrnya. Hal yang perlu ditekankah adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas, tetapi untuk menjadi
sarana penunjang (tools) bagi mereka.
DSS
sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science.
Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang
dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk
mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah
menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif
singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling,
decision theory, dan decision analysis – yang pada hakekatnya adalah
merepresentasikan permasalah dan manaje-men yang dihadapi setiap hari ke dalam
bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika).
2.2 Contoh-contoh klasik dari persoalan
DSS :
Contoh klasik dalam bidang ini adalah linear programming, game’s theory, transportation problem, inventory system,
decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik yang
kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian dapat
dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula atau
rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat rumit
sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson mendefinisikan
DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama
(Sprague et.al., 1993):
1. Sistem
yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan
untuk membantu para pengambil keputusan
3. memecahkan
masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual.
4. Melalui
cara simulasi yang interaktif.
5. Dimana
data dan model analisis sebagai komponen utama.
2.3
Prinsip Dasar DSS :
Ø Struktur
Masalah Sulit untuk menemukan masalah yg sepenuhnya terstruktur atau tak
terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat
sebagai besar masalah berada.
Ø Dukungan
Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat
diterapkan pada bagian masalah yg terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab
atas bagian yang tidak terstruktur.Efektivitas
Ø Keputusan
waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama
menggunakan DSS adalah keputusan yg baik
2.4 Pengertian dan penjelasan DSS menurut para ahli :
SPK-Menurut
Wikipedia Pengertian Sistem pendukung
keputusan (Inggris: decision support
systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
Dapat
juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi
untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Menurut
Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan
mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi
keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang
tidak biasa.
Menurut
Turban dkk.. (2005), SPK adalah pendekatan berbasis komputer atau metodologi
untuk mendukung pengambilan keputusan. Bagian paling penting dari SPK khas
adalah data warehouse, yang merupakan subjek berorientasi, terpadu,
waktu-varian, non-normalisasi, koleksi non-volatile data yang memungkinkan
menganalisis sejumlah besar data dari berbagai sumber dengan hasil yang cepat.
2.4.1 Pengertian tentang sistem pendukung keputusan :
Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan
mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan,
orientasi perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak
biasa. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber
kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas
keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen
pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Menurut
Ahli SPK adalah :
margin-bottom:
0in;"> Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague
et.al, 1993):
·
Sistem yang berbasis komputer.
·
Dipergunakan untuk membantu para pengambil
keputusan
·
Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang
mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
·
Melalui cara simulasi yang interaktif
·
Dimana data dan model analisis sebaai
komponen utama.
Dan Turban pada tahun 2011 merumuskan
pengertian Sistem pendukung keputusan (SPK) dalam bukunya sebagai Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah
sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur.
Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu
secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
2.5 Perkembangan Decision Support System
Secara umum, sistem informasi merupakan
suatu kumpulan dan komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang
berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Jogiyanto (2001)
menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software,
brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan untuk mengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan
keputusan. Sebuah sistem informasi merupakan suatu kumpulan atau seperangkat
komponen yang berhubungan dan mendukung fungsi pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan pendistribusian informasi. Hasil dari proses tersebut
digunakan pihak manajemen sebagai suatu dasar dalam pembuatan keputusan
organisasi. Selain itu, sistem informasi yang baik juga dapat membantu dalam
hal analisis dan visualisasi masalah dalam penciptaan produk baru.
DSS
yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang berbasis tabel atau
spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca data dengan cara
tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer dalam “mengkutak-katik”
(mengganti atau merubah) variabel yang ada, di mana hasilnya akan ditampilkan
dalam format grafik yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk keperluan ini,
biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk mengimplementasikannya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah banyak ditawarkan
aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN, WAN, Intranet,
Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan dihubungkan satu dengan
lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat saling mempertukarkan data
dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Bahkan sudah ada DSS yang
diperlengkapi dengan expert system (dibuat berdasarkan teori kecerdasan buatan
= artifial intelligence), sehingga keputusan bisnis secara langsung dapat
dilakukan oleh komputer, tanpa campur tangan manusia.
2.6 Komponen Decision Support System :
Secara
garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
Ø Database
Ø Model
Base
Ø Software
System
Sistem
database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik
yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk
keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan melalui simulasi. Komponen kedua adalah Model Base atau suatu model
yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model
matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan
keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif),
komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal
terkait lainnya.
Kedua
komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software
system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang
“dimengerti” komputer.
Contohnya
adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System), OODBMS
(Object Oriented Database Management System) untuk memodelkan struktur data.
Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk
mere-presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang
terdapat pada produk DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management
System), yang merupakan suatu sistem untuk memungkinkan terjadinya “dialog”
interaktif antara computer dan manusia (user) sebagai pengambil keputusan.
2.7 Tujuan Decision Support System
Perintis DSS yang lain Peter G. W.
Keen, bekerjasama dengan Scott Morton mendefinisikan tiga tujuan yang harus
dicapai DSS. Tujuan-tujuan ini berhubungandengan tiga prinsip dasar dari konsep
DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Mereka
percaya bahwa DSS harus:
1) Membantu manajer membuat keputusan untuk
memecahkan masalah semi terstruktur.
2) Mendukung keputusan manajer, dan bukannya
mengubah atau mengganti keputusan tersebut
3) Meningkatkan efektivitas menajer dalam
pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi.
Decision Support System tidak
dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian
masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian yang tak
terstruktur – menerapkan penilaian atau intuisi, dan melakukan analisis. Manajer
dan komputer bekerjasama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan masalah
yang berbeda di area semi terstruktur yang luas.
Tujuan dari DSS bukanlah untuk
membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin. Waktu manajer berharga
dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan
yang lebih baik. Ketika membuat keputusan, manajer tidak selalu mencoba yang
terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya untuk manajer. Namun,
dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan alternatif mana yang
terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk memperluas solusi
sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai dengan
waktu dan usaha yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan dalam
menentukan kapan suatu keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.
2.8 Peran Decision Support System dalam
SIM
Decision Support System banyak
diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang
digunakan untuk menerapkan DSS guna membantu mempertajam proses pengambilan
keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu
organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya
koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang
lebih akurat. Beberapa alasan DSS digunakan dalam suatu perusahaan:
1. Perusahaan
beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
2. Perusahaan
dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
3. Perusahaan
menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah
operasi-operasibisnis.
4. Sistem
komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam
hal efisiensi, profitabilitas dan
mencari jalan masuk di yang benar-benar menguntungkan.
Penggunaan DSS dimaksudkan untuk
membantu manajer tingkat tinggi dan menengah dalam mengambil keputusan yang
bukan merupakan operasi rutin. DSS mampu melakukan penyerapan informasi dari
basis data, rekonfigurasi data, kalkulasi, analisis statistik, optimasi,
analisis statistik nonprobabilistik (what if analysis), dan why analysis yang
dilakukan melalui program Artificial Intelegent. Oleh karena itu, penggunaan
DSS ini dengan tepat akan meningkatkan efektivitas keputusan yang dibuat
manajer dan mendorong efisiensi dari proses pembuatan keputusan tersebut. Jadi,
DSS akan dapat menciptakan suatu dimensi dukungan bagi pengambilan suatu
keputusan baik yang bersifat taktik maupun strategik.
Dukungan informasi kepada manajer
diberikan melalui pengumpulan data dan penerbitan laporan. Dari sisi input,
data non rutin dan transaksional sebagian besar diperoleh dari sumber-sumber luar.
Di sisi output, laporan khusus dan laporan rutin dapat disediakan tepat pada
waktunya. Jadi, seorang manajer atau decision maker lainnya yang menggunakan
DSS akan memperoleh laporan dari sistem laporan yang relevan, seperti contohnya
laporan profitabilitas. Namun mereka juga dapat meminta laporan khusus dari DSS
ini melalui terminal atau microkomputer.
Selanjutnya
seorang manajer yang menggunakan DSS dapat menggunakan model-model untuk
eksperimen secara interaktif dengan data yang relevan, misalnya dengan mengubah
nilai dari faktor-faktor tertentu dan mengamati hasil-hasilnya. DSS
memungkinkan manajer untuk memperoleh berbagai perspektif mengenai situasi
masalah rumit dan melaksanakan interaksi dari faktor-faktor yang signifikan.
Seorang manajer dengan demikian dapat menemukan dan mengevaluasi dengan cara
yang lebih baik terhadap pilihan keputusan alternatif (Wilkinson et al., 2000).
DSS berperan penting bagi manajer
dalam membantu dalam meningkatkan efektivitas proses pengambilan keputusan. DSS
dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi
yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
Komputer
saat ini merupakan salah satu business partner yang paling dekat dengan fungsi
marketing dan menjadi bagian integral fungsi tersebut. Dalam beberapa tahun
terakhir, perusahaan telah melakukan puluhan miliar dolar dalam menerapkan
sistem software manajemen hubungan pelanggan, seperti untuk memfasilitasi
keputusan terkait sumber daya di bidang pemasaran. Apabila pengambilan
keputusan tersebut tidak dilakukan secara hati-hati, maka sistem pengambilan
keputusan individu dan organisasi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Situasi ini menyebabkan banyaknya peluang untuk penelitian mengenai kegunaan
DSS di suatu perusahaan.
2.9 Jenis – Jenis Decision Support
System
Aplikasi DSS yang ditawarkan di
pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling sederhana (quick-hit DSS) sampai
dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-Hit DSS” biasanya
ditujukan untuk para manajer yang baru belajar menggunakan DSS (sebagai
pengembangan setelah jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management
Information System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang
dihadapi cukup sederhana (simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya.
Misalnya untuk kebutuhan pelaporan (report) atau pencarian informasi (query).
Sistem yang sama biasa pula dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana.
Contohnya adalah melihat dampak yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variabel-variabel
atau parameter-parameternya diubah. Di dalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya
diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri
(berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah
DSS untuk menyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji
karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam lembur karyawan, dan lain
sebagainya.
Usaha
berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakukan oleh Steven L. Alter.
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan
pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi
enam jenis DSS, yaitu :
· Retrive information element (memanggil
eleman informasi)
· Analyze entries fles (menganali semua
file)
· Prepare reports form multiple files
(laporan standart dari beberapa files)
· Estimate decisions qonsquences
(meramalkan akibat dari keputusan)
· Propose decision (menawarkan keputusan
)
· Make decisions (membuat keputusan)
Jenis-jenis
DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1)
Mengambil elemen-elemen informasi.
2)
Menganalisis seluruh file.
3)
Memperkirakan akibat keputusan
4)
Menyiapkan laporan dari berbagai file.
5)
Mengusulkan keputusan.
6)
Membuat Keputusan.
Adapun
fokus utama konsep DSS adalah komputer harus digunakan untuk mendukung manajer
tertentu membuat keputusan tertentu untuk memecahkan masalah tertentu. Model
DSS terdiri dari:
1)
Model matematika.
2)
Database
3)
Perangkat Lunak
Yang
melukiskan beberapa komponen yang mendukung DSS, seperti: Hardware, Software,
Data, Model, dan Interaktif para pemakainya.Menurut Herbert A. Simon keputusan
berada pada suatu rangkaian kesatuan, dengan keputusan terprogram pada satu
ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung lainnya.
Ø Keputusan
Terprogram, bersifat berulang dan rutin sedemikian sehingga suatu prosedur
pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu
diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yg baru) tiap kali terjadi.
Ø Keputusan
Tidak Terprogram, bersifat baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen. Tidak
ada metode yg pasti utk menangani masalah ini belum pernah ada sebelumnya, atau
karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit, atau karena begitu
pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Decision
Support System
Decision Support System (DSS)
dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi pemakainya. Menurut
Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103)
2.10.1 Keuntungan-keuntungan DSS :
Ø Memperluas
kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan
keputusan.
Ø Menghemat
waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang
sangat kompleks dan tidak terstruktur.
Ø Mampu
memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya
DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan,
namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
Ø Memperkuat
keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
Ø Memberikan
keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan penghematan
waktu, tenaga dan biaya.
2.10.2 Kelemahan – kelemahan DSS :
Ø Sulit
dalam memodelkan sistem bisnis
Ø Mungkin
akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap semua pengaruh
pada entity
Ø Dibutuhkan
kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model yang lebih
kompleks
2.11 Dampak Pemanfaatan DSS ( Decision Support System )
Dampak
dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain:
Ø Masalah-masalah
semi struktur dapat dipecahkan.
Ø Problem
yang kompleks dapat diselesaikan.
Ø Sistem
dapat berinteraksi dengan pemakainya.
Ø Dibandingkan
dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS
dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik.
Ø Menghasilkan
acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang
berpengalaman.
Ø Untuk
masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif.
Ø Fasilitas
untuk mengambil data, dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk
berkomunikasi dengan lebih baik.
Ø Meningkatkan
produktivitas dan kontrol dari manajer.
2.12 SEJARAH DSS (Decision Support
System)
Pengembangan DSS berawal pada akhir
tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan
pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan
computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time sharing membuka peluang
baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS,
G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya professor MIT,
bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for
Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk
menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan
Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon
dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony menggunakan istilah Strategic
Planning, Managemen control dan operational control (perencanaan startegis,
control manajemen)
2.13 FAKTOR PENDUKUNG DSS :
Ø Sistem
yang fleksibel dengan informasi yang interaktif
Ø Mudah
digunakan (user friendly)
Ø Memunginkan
pembuatan simulasi,proses memungkinkan pembuatan simulasi, proses
trial-end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.
2.14 PEMBUATAN KEPUTUSAN :
Dalam
pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan keputusan
yaitu Simon dan Mintzberg.
Keputusan
menurut Simon :
Ø Dalam
bukunya terbitan tahun 1977, Simon menguraikan istilah keputusan menjadi
keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram.
Ø Keputusan
terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu
dan prosedur telah ditetapkan untuk menanganinya sehingga ia di anggap suatu
denovo (yang baru) setiap kali terjadi.
Ø Keputusan
tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut.
Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung
yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tidak jelas,
namun demikian konsep keputusan terprogram atau tak terprogram sangatlah
penting, karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.
Keputusan
Menurut Mintzberg :
Mintzberg
terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan
sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori yaitu
interpersonal, informasional, desisional. Peranan informasional mengemukakan
bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi dan peranan desisional
mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis
keputusan.
Ada
empat peranan desisional menurut mintzberg :
Ø Pengusaha,ketika
manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang
bersifat permanat diabadikan sebagai organisasi.
Ø Orang
yang menangani gangguan, ketika manajer berperan sebagai orang yang menangani
gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di
antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti
perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
Ø Pengalokasikan
sumber, dengan peranan sebagai pengalokasian sumber (resorce allocator),manajer
diharapkan mampu menentukkan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit
yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi
tahunan.
Ø Nagasiator,
dalam peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mnegatasi perselisihan
yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan
dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat
kerja.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Decision Support System ( DSS )
3.1 .1 Contoh Kasus Pemanfaatan dalam Dukungan
Pengambilan Keputusan (DSS) dalam lingkungan kerja .
Dalam berbagai proses manajemen,
termasuk manajemen akademik, proses pengambilan keputusan telah banyak
bergantung pada DSS yang telah dikembangkan, seperti pada saat keputusan
penerimaan mahasiswa baru, evaluasi prestasi akademik, yudisium, dan penentuan
mahasiswa berprestasi.
Hal
ini dimungkinkan karena tersedianya berbagai pangkalan data pada semua aspek
manajemen perguruan tinggi. Tentunya pendalaman dan perluasan jenis data dan
pengembangan relasi antar data sehingga menghasilkan informasi yang lebih kaya
perlu terus ditingkatkan untuk semakin meningkatkan daya dukung DSS yang telah
dikembangkan.
Contoh Kasus :
Pangkalan data sistem infomasi Universitas Brawijaya merupakan basis data yang
tersimpan dalam sekelompok server. Basis data utama fakultas dan seluruh unit
kerja tersimpan dalam server yang dikelola oleh Direktorat Sistem Informasi
yang terletak di gedung UUPTI dan Rektorat Universitas Brawijaya. Berbagai
basis data lainnya juga dikembangkan oleh fakultas dan unit kerja sesuai dengan
aktivitas dan arah pengembangan masing-masing dengan penerapan koordinasi matriks
kepada unit lain yang terkait.
a.
Pangkalan
data utama meliputi sebagai berikut :
1. Basis
data akademik yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Akademik
(SIAKAD), termasuk di antaranya basis data penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat (aplikasi SIPEN dan aplikasi SIPEMAS) .
2. Basis
data sumber daya manusia / ketenagaan yang dikelola dalam kelompok aplikasi
Sistem Informasi Ketenagaan (SINAGA), termasuk di antaranya basis data
presensi/absensi pegawai (aplikasi Absensi sidik jari).
3. Basis
data aset / sarana-prasarana yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem
Informasi SARANA-PRASARANA (SINAPRA) .
4. Basis
data keungan yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan
(SIAKEU) .
5. Basis
data kemitraan / kerjasama yang dikelola dalam aplikasi Sistem Informasi
Kerjasama (SIKERSA) .
Data yang ada dibutuhkan setiap tahun
akan dinamis sesuai dengan Self Evaluation (SE) yang diterima dari tiap-tiap
unit kerja. Berikut ini adalah contoh data yang diolah menjadi informasi
melalui pemanfaatan berbagai aplikasi basis data yang telah dikembangkan.
1).
Melalui aplikasi SIAKAD data yang diolah menjadi informasi adalah :
§ Profil
mahasiswa baru dan mahasiswa lama
§ Propinsi
tempat SMA asal Mahasiswa
§ Kotamadya
dan Kabupaten Tempat SMA Asal Mahasiswa
§ Profil
Lulusan Diploma 3 per-Tahun Lulus dan IPK
§ Profil
Lulusan Sarjana per-Tahun Lulus dan IPK
§ Profil
Lulusan Program Pascasarjana per-Tahun Lulus dan IPK
§ Profil
Lulusan Program Doktor per-Tahun Lulus dan IPK
§ Profil
Mahasiswa yang belum lulus per-Tahun Akademik
§ Profil
Mahasiswa yang lulus per-Tahun Akademik
§ Profil
Mahasiswa per Tahun Angkatan berdasarkan Status Akademik
§ Profil
IPK Mahasiswa Aktif per-Tahun Akademik
§ Profil
Lulusan Berdasarkan per-Tahun Lulus dan Lama Studi
2)
Melalui aplikasi SINAGA, data yang diolah menjadi informasi adalah :
§ Data
Riwayat / Identitas
§ Data
Pendidikan
§ Data
Pengajaran
§ Data
Penelitian
§ Data
Pengabdian
§ Data
Penunjang
§ Data
Bidang Keahlian
3)
Melalui aplikasi SINAPRA, data yang diolah menjadi informasi adalah :
§ Data
Pemetaan Ruangan
§ Data
Fungsi Ruangan
§ Data
Piranti Penunjang Administrasi Fakultas
§ Data
Piranti Penunjang Proses Pengajaran
§ Data
Piranti
4)
Melalui aplikasi SIAKEU, data yang diolah menjadi informasi adalah :
§ Data
terkait buku kas setiap unit
§ Data
terkait pembuatan dokumen keuangan, dll.
5)
Melalui aplikasi Evaluasi SIKERSA, khususnya dalam hal evaluasi soal-soal
ujian mahasiswa dan calon mahasiswa data yang diolah menjadi
informasi adalah:
§ Data
soal pada Question Bank Module: bank soal yang terklasifikasi sesuai mata ajar.
§ Data
hasil Examination Generator module: merupakan data yang dihasilkan examination
generator digunakan untuk men-generate soal yang akan digunakan pada ujian.
§ Item
Analysis
§ Distructor
Analysis
§ Topic
Analysis
b.
Dampak
Pemanafaatan DSS :
§ Dapat
menyelesaikan problem yang kompleks
§ Sistem
dapat berinteraksi dengan pemakainya.
§ Lebih
cepat dengan hasil yang lebih baik (terutama dibandingkan dengan pengambilan
keputusan secara intuisi).
§ Menghasilkan
acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang
berpengalaman.Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang
lebih efektif.
§ Fasilitas
untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk
berkomunikasi dengan lebih baik.
§ Meningkatkan
produktivitas dan kontrol dari manajer.
c.
Faktor
Pendukung DSS
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan secara kelompok, seperti terlihat pada gambar Pengambilan
keputusan yang baik harus memperhatikan beberapa faktor, diantaranya:
§ Karakteristik
dari kelompok itu sendiri.
§ Kemampuan
kelompok dalam memecahkan suatu masalah.
§ Kondisi
organisasi.
Menggunakan
aplikasi Computer Base Information System (CBIS) untuk lingkungan kelompok,
seperti: Electronic Meeting System (EMS) dan Group Decision Support System
(GDSS). Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (group decision support system),
atau GDSS adalah suatu sistem berbasis komputer yang mendukung
kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan
yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.
3.1.2
Contoh
kasus penerapan DSS dalam lingkungan sosial :
a. Peranan
Teknologi Informasi :
Peranan teknologi informasi (
spreadsheet, pembaca barcode, komputer mainframe , dll ) pada aktivitas manusia pada saat ini memang
begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi
kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan
yang mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi. Berkat teknologi
ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia.
b. Contoh
Hasil Penerapan Teknologi Informasi :
Pada masa lampau, masyarakat
memanfaatkan kantor pos sebagai jalan penitipan barang ataupun uang ,
masyarakat menyimpan tabungannya di celengan, dan membawa uang yang cukup
banyak ketika berbelanja sehingga mengundang aksi pencurian. Tetapi kini,
sekarang masyarakat dapat menabung dan
mengambil uang melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri), transaksi melalui Internet
yang dikenal dengan e-commerce atau perdagangan elektronik, transfer uang
melalui fasilitas e-banking yang dapat dilakukan dari rumah, dll.
Secara
garis besar, dapat dikatakan bahwa :
§ Teknologi
informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi
melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
§ Teknologi
memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu
tugas atau proses.
§ Teknologi
informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini,
teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan
tugas atau proses.
Hal terpenting yang perlu diingat
dalam pengembangan DSS adalah peran kontribusi dari setiap pihak yang terlibat
dan di momen mana peranan itu selayaknya dijalankan. Berbeda dengan pengembangan
konsep sistem lain (DP, AIS, maupun MIS) yang dapat menggunakan pendekatan
top-down, bottom-up, dan kombinasinya, pada saat merancang DSS unsur top-down
akan sangat mendominasi. DSS akan digunakan bagi para pengambil keputusan.
Informasi apa saja yang dibutuhkan untuk proses itu tidak akan pernah diketahui
dari bawah. Jelas peranan manajemen puncak sangat berpengaruh dalam kesuksesan
pengembangan DSS.
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari
uraian di atas mengenai DSS, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sistem
ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2. Sistem
ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari tingkat
manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para pegawai
lainnya.
3. Decision
Support System memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan
keputusan yang harus dilakukan.
4. Decision
Support System dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel pengguna dapat
menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali
elemen-elemen dasar.
5. Tampilan
Decision Support System akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar,
dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
6. Decision
Support System mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan
dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta
mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.
7. Pengambil
keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses pengambilan
keputusan dalam pemecahan masalah
4.2 Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kata
kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari
makalah ini masih bersifat umum. Oleh karena itu, kami harapkan agar pembaca
bisa mencari sumber yang lai guna membandingkan dengan pembahasan yang kami
buat, guna mengoreksi bila terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini
Daftar Pustaka
http://simstekpi06111043.blogspot.co.id/2009/02/pengertian-decision-support-system.html
http://haryo50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/11/24/pemanfaatan-decision-support-system-dss-sebagai-market-basket-analysis-studi-kasus-pada-pt-coca-cola-amatil-indonesia/
Anonymous.
2005. Managerial Decision Making And Decision Support System. http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/5/jbptgunadarma-gdl-course-2005-timpengaja-202-
dss.doc.
Anonymous.
2007. Sistem Informasi.
http://www.akreditasi.unair.ac.id/folderfile/standar%2011.doc.
Anonymous.
2007. Sistem Pendukung Keputusan. http://anakbinus.blogsome.com.
Dwiantoro,
Tino. 2007. Sistem Pendukung Keputusan.
http://www.dwiantoro.com/documents/SIM_4_DSS.ppt.
Komentar
Posting Komentar