Makalah DSS Kelompok 3
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“PENERAPAN DSS DILINGKUNGAN SOSIAL DAN
LINGKUNGAN KERJA”
DON HAIDY ABEL, S.T., MBA&E
ABEL
ANFASHA (201610325240)
DELY
CESSIA FADILA (201610325262)
NADILLA
SYARIFAH (201610325267)
RACHEL
ROSARI YUKI (201610325268)
SERLINA
ADITYA (201610325266)
UNGGUL
AJI SATRIO (201610325243)
4 - A4
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UBHARA – 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.Teknologi ini menggunakan
seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan
satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan
teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara
global.
Di era globalisasi seperti pada saat ini, perkembangan
teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis yang ada. Suatu
bisnis tidak lagi hanya dijalankan dengan mengandalkan cara konvensional
(produksi-distribusi-penjualan) semata, karena harus ada suatu strategi baru
agar bisnis yang dijalankan mampu bersaing dengan bisnis yang sejenis lainnya.
Untuk mendukung suatu bisnis yang dijalankan, banyak sekali teknologi yang
dikembangkan seperti Sistem Informasi. Salah satu jenis sistem informasi
seperti Transactional Processing System (TPS), sangat berperan besar dalam
menjalankan bisnis dari yang paling sederhana sampai yang kompleks, bahkan
secara langsung dapat mendukung kelancaran jalannya bisnis tersebut.Salah satu
jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan
adalah Decision Support System atau disingkat DSS. )
Kenapa harus menggunakan DSS? Karena DSS merupakan suatu
sistem yang menyediakan fasilitas untuk melakukan suatu analisis sehingga
setiap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis akan
lebih berkualitas dengan melihat keadaan bisnis yang sedang berjalan dan
data-data dari luar perusahaan serta data-data privat dari pengambil keputusan.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Raymond McLeod dan George Schell, 2004) yang
menjelaskan bahwa “DSS menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan
komunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi dihasilkan
dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan
sistem pakar. Dalam banyak kasus, berbagai sistem informasi yang digunakan
tidak memadai untuk membuat keputusan yang spesifik guna memecahkan
permasalahan yang spesifik. Sistem pendukung keputusan sengaja dibuat sebagai
suatu cara untuk memenuhi kebutuhan ini.
Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses
pengambilan keputusan . Dimana system informasi mempunyai tujuan untuk
mendukung sebuah aplikasi Decision Support System (DSS) yang telah dikembangkan
pada tahun 1970.
Keefektifan dalam mengembangkan DSS diperlukan suatu
pemahaman tentang bagaimana system informasi ini dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga DSS ini dapat membantu seorang manajer dalam
meningkatkan kinerjanya dalam mengambil suatu keputusan.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan
dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu
ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan
tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang
telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management
science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian
masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual
(biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini
komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang
sama dalam waktu relatif singkat.
B.
Rumusan Masalah
Apa
itu DSS dan Bagaimana penerapan DSS dilingkungan sosial dan dilingkungan kerja?
C.
Tujuan Pembuatan Makalah
Memahami
penerapan DSS dilingkungan sosial dan dilingkungan kerja
BAB
II
ISI
A.
Pengertian
Decision Support System (DSS)
Decision
support systems (DSS) atau bisa juga disebut Sistem pendukung keputusan adalah
sistem berbasis software yang dimaksudkan untuk membantu manajer dalam
pengambilan keputusan dengan mengakses sejumlah besar informasi yang dihasilkan
dari berbagai sistem informasi terkait yang terlibat dalam proses bisnis
organisasi, seperti sistem automatis kantor, sistem pemrosesan transaksi, dll.
DSS
menggunakan ringkasan informasi, pengecualian, pola, dan tren menggunakan model
analisis. Sistem pendukung keputusan membantu dalam pembuatan keputusan namun
tidak harus memberikan keputusan itu sendiri. Para pengambil keputusan
mengumpulkan informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan
pribadi, dan / atau model bisnis untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah
dan membuat keputusan.
B.
Jenis
Keputusan DSS
Ada
dua jenis keputusan - keputusan terprogram dan tidak terprogram.
Keputusan
terprogram pada dasarnya adalah proses otomatis, pekerjaan rutin umum, dimana:
1. Keputusan
ini telah diambil beberapa kali.
2. Keputusan
ini mengikuti beberapa panduan atau peraturan.
Misalnya,
memilih tingkat pemesanan ulang untuk persediaan, adalah keputusan terprogram. Keputusan
yang tidak terprogram terjadi dalam situasi yang tidak biasa dan tidak
ditangani, jadi:
1. Itu
akan menjadi keputusan baru.
2. Tidak
akan ada peraturan yang harus diikuti.
3. Keputusan
ini dibuat berdasarkan informasi yang tersedia.
4. Keputusan
ini didasarkan pada kebijaksanaan, naluri, persepsi dan penilaian palungan.
Misalnya,
berinvestasi dalam teknologi baru adalah keputusan yang tidak terprogram.
Sistem
pendukung keputusan umumnya melibatkan keputusan yang tidak terprogram. Oleh
karena itu, tidak akan ada laporan, isi, atau format yang tepat untuk sistem ini.
Laporan dibuat dengan cepat.
C.
Atribut
DSS (Decision Support System)
1. Kemampuan
beradaptasi dan fleksibel
2. Tingkat
Interaktivitas yang tinggi
3. Kemudahan
penggunaan
4. Efisiensi
dan efektivitas
5. Kontrol
penuh oleh pengambil keputusan
6. Kemudahan
pengembangan
7. Dukungan
untuk pemodelan dan analisis
8. Dukungan
untuk akses data
9. Standalone,
terpadu, dan berbasis web
D.
Karakteristik
DSS (Decision Support System)
1. Dukungan
untuk pengambil keputusan dalam masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Dukung
para manajer di berbagai tingkat manajerial, mulai dari eksekutif puncak hingga
manajer divisi
3. Dukungan
untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur seringkali
membutuhkan keterlibatan beberapa individu dari berbagai departemen dan tingkat
organisasi.
4. Dukungan
untuk keputusan yang saling tergantung atau berurutan.
5. Dukungan
untuk kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan
untuk berbagai proses dan gaya keputusan.
E.
Manfaat
DSS (Decision Support System)
1. Meningkatkan
efisiensi dan kecepatan pengambilan keputusan.
2. Meningkatkan
kontrol, daya saing dan kemampuan pengambilan keputusan futuristik dari
organisasi.
3. Memfasilitasi
komunikasi interpersonal.
4. Mendorong
pembelajaran atau latihan.
5. Karena
sebagian besar digunakan dalam keputusan yang tidak terprogram, maka
menggunakan pendekatan baru dan menetapkan bukti baru untuk keputusan yang
tidak biasa.
6. Membantu
mengotomatisasi proses managerial.
F.
Komponen
DSS (Decision Support System)
Berikut adalah komponen
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System:
1. Database
Management System (DBMS): Untuk mengatasi masalah data yang diperlukan bisa
berasal dari database internal atau eksternal. Dalam sebuah organisasi, data
internal dihasilkan oleh sistem. Data eksternal berasal dari berbagai sumber
seperti surat kabar, layanan data online, database (keuangan, pemasaran, sumber
daya manusia).
2. Model
Management System: Ini menyimpan dan mengakses model yang manajer gunakan untuk
membuat keputusan. Model seperti itu digunakan untuk merancang fasilitas
manufaktur, menganalisis kesehatan keuangan suatu organisasi, meramalkan
permintaan akan produk atau layanan, dll.
3. Alat
Pendukung: Alat pendukung seperti bantuan online; Diagram-Diagram, interface
yang mudah digunakan, analisis grafis, mekanisme koreksi kesalahan, memudahkan
interaksi pengguna dengan sistem.
G.
Klasifikasi
DSS (Decision Support System)
Ada beberapa cara untuk
mengklasifikasikan DSS. Hoi Apple dan Whinstone mengklasifikasikan DSS sebagai
berikut:
1. Text
Oriented DSS: berisi informasi yang diwakili secara teks yang dapat
mempengaruhi keputusan. Hal ini memungkinkan dokumen dibuat secara elektronik,
direvisi dan dipandang sesuai kebutuhan.
2. Database
Oriented DSS: Database memainkan peran utama di sini; Ini berisi data
terorganisir dan sangat terstruktur.
3. Spreadsheet
Oriented DSS: berisi informasi di lembar penyebaran yang memungkinkan
pembuatan, pengamatan, modifikasi pengetahuan prosedural dan juga
menginstruksikan sistem untuk menjalankan instruksi mandiri. Alat yang paling
populer adalah Excel dan Lotus 1-2-3.
4. Solver
Oriented DSS: didasarkan pada pemecah, yang merupakan algoritma atau prosedur
yang ditulis untuk melakukan perhitungan tertentu dan jenis program tertentu
5. Rules
Oriented DSS: mengikuti prosedur tertentu yang diadopsi sebagai peraturan.
6. Compound
DSS: dibangun dengan menggunakan dua atau lebih dari lima struktur yang
dijelaskan di atas.
H.
Tipe-tipe
DSS (Decision Support System)
1. Status
Inquiry System: membantu dalam mengambil keputusan manajemen tingkat
operasional, manajemen, atau tingkat menengah, misalnya jadwal kerja harian ke
mesin atau mesin ke operator.
2. Data
Analysis System: analisis komparatif dan penggunaan rumus atau algoritma,
misalnya analisis arus kas, analisis persediaan dll.
3. Information
Analysis System: Dalam sistem ini data dianalisis dan laporan informasi
dihasilkan. Misalnya, analisis penjualan, sistem piutang dagang, analisis pasar
dll.
4. Accounting
System: Melacak informasi akuntansi dan keuangan, misalnya, akun akhir,
piutang, hutang akun, dll yang melacak aspek utama bisnis.
5. Model
Based System: Model simulasi atau model optimasi yang digunakan untuk
pengambilan keputusan jarang digunakan dan menciptakan panduan umum untuk
operasi atau manajemen.
I.
Contoh
kasus aplikasi Decision support systems (DSS)
PT. Telkom membuat suatu aplikasi
yang dapat dipergunakan untuk mempermudah perusahaan dalam pengambilan
keputusan yang cepat dan akurat yang diambil berdasarkan data dan fakta yang
berada di lapangan. Aplikasi yang menggunakan Telkom e-service akan dapat
membantu evaluasi pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang
akan dikembangkan PT. Telkom, karena Telkom e- service berfungsi juga agar
hubungan antara PT. Telkom dan customer terjalin.
Dengan adanya Telkom
e-service PT. Telkom dapat mengetahui saran-saran yang diberikan oleh customer
untuk mengembangkan bisnisnya. Terutama saran tentang Telkom speedy apakah itu
melalui saluran wireless (Flexi) atau wireline (Direct Line Cabel). Dengan
adanya sistem DSS PT. Telkom dapat cepat menanggapi keluhan-keluhan pelanggan dan
pengambilan keputusan dalam perusahaan pun sksn lebih efektif dan efisien. Hal
ini memberikan keuntungan bagi PT. Telkom maupun customer.
J.
Penerapan DSS dilingkungan Sosial
Dalam
penerapan DSS kali ini merupakan contoh penerapan DSS pada Universitas. Proses
perencanaan, analisis pada saat evaluasi diri, dan pengambilan berbagai
keputusan secara bertahap semakin mendapat dukungan dari pengembangan DSS ini,
sehingga dapat lebih objektif.
Dalam
berbagai proses manajemen, termasuk manajemen akademik, proses pengambilan
keputusan telah banyak bergantung pada DSS yang telah dikembangkan, seperti
pada saat keputusan penerimaan mahasiswa baru, evaluasi prestasi akademik,
yudisium, dan penentuan mahasiswa berprestasi.
Hal
ini dimungkinkan karena tersedianya berbagai pangkalan data pada semua aspek
manajemen perguruan tinggi. Tentunya pendalaman dan perluasan jenis data dan
pengembangan relasi antar data sehingga menghasilkan informasi yang lebih kaya
perlu terus ditingkatkan untuk semakin meningkatkan daya dukung DSS yang telah
dikembangkan.
Pangkalan
data sistem infomasi Universitas Brawijaya merupakan basis data yang tersimpan
dalam sekelompok server. Basis data utama fakultas dan seluruh unit kerja
tersimpan dalam server yang dikelola oleh Direktorat Sistem Informasi yang
terletak di gedung UUPTI dan Rektorat Universitas Brawijaya. Berbagai basis
data lainnya juga dikembangkan oleh fakultas dan unit kerja sesuai dengan
aktivitas dan arah pengembangan masing-masing dengan penerapan koordinasi
matriks kepada unit lain yang terkait. Pangkalan data utama meluputi sebagai
berikut.
1. Basis data akademik yang dikelola dalam kelompok aplikasi
Sistem Informasi Akademik (SIAKAD), termasuk di antaranya basis data penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat (aplikasi SIPEN dan aplikasi SIPEMAS)
2. Basis data sumber daya manusia / ketenagaan yang dikelola
dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Ketenagaan (SINAGA), termasuk di
antaranya basis data presensi/absensi pegawai (aplikasi Absensi sidik jari)
3. Basis data aset / sarana-prasarana yang dikelola dalam
kelompok aplikasi Sistem Informasi SARANA-PRASARANA (SINAPRA)
4. Basis data keungan yang dikelola dalam kelompok aplikasi
Sistem Informasi Keuangan (SIAKEU)
5. Basis data kemitraan / kerjasama yang dikelola dalam
aplikasi Sistem Informasi Kerjasama (SIKERSA)
Data
yang ada dibutuhkan setiap tahun akan dinamis sesuai dengan Self Evaluation(SE)
yang diterima dari tiap-tiap unit kerja. Berikut ini adalah contoh data yang
diolah menjadi informasi melalui pemanfaatan berbagai aplikasi basis data yang
telah dikembangkan.
1.
Melalui aplikasi SIAKAD data yang diolah menjadi informasi adalah :
a. Profil mahasiswa baru dan mahasiswa lama
b. Propinsi tempat SMA asal Mahasiswa
c. Kotamadya dan Kabupaten Tempat SMA Asal Mahasiswa
d. Profil Lulusan Diploma 3 per-Tahun Lulus dan IPK
e. Profil Lulusan Sarjana per-Tahun Lulus dan IPK
f. Profil Lulusan Program Pascasarjana per-Tahun Lulus dan
IPK
g. Profil Lulusan Program Doktor per-Tahun Lulus dan IPK
h. Profil Mahasiswa yang belum lulus per-Tahun Akademik
i. Profil Mahasiswa yang lulus per-Tahun Akademik
j. Profil Mahasiswa per Tahun Angkatan berdasarkan Status
Akademik
k. Profil IPK Mahasiswa Aktif per-Tahun Akademik
l. Profil Lulusan Berdasarkan per-Tahun Lulus dan Lama Studi
2.
Melalui aplikasi SINAGA, data yang diolah menjadi informasi adalah :
a. Data Riwayat / Identitas
b. Data Pendidikan
c. Data Pengajaran
d. Data Penelitian
e. Data Pengabdian
f. Data Penunjang
g. Data Bidang Keahlian
3.
Melalui aplikasi SINAPRA, data yang diolah menjadi informasi adalah :
a. Data Pemetaan Ruangan
b. Data Fungsi Ruangan
c. Data Piranti Penunjang Administrasi Fakultas
d. Data Piranti Penunjang Proses Pengajaran
e. Data Piranti
4.
Melalui aplikasi SIKEU, data yang diolah menjadi informasi adalah :
a. Data terkait buku kas setiap unit
b. Data terkait pembuatan dokumen keuangan, dll.
5.
Melalui aplikasi Evaluasi, khususnya dalam hal evaluasi soal-soal ujian
mahasiswa dan calon mahasiswa data yang diolah menjadi informasi adalah:
a. Data soal pada Question Bank Module: bank soal yang
terklasifikasi sesuai mata ajar.
b. Data hasil Examination Generator module: merupakan data
yang dihasilkan examination generator digunakan untuk men-generate soal yang
akan digunakan pada ujian.
c. Item Analysis
d. Distructor Analysis
e. Topic Analysis
K.
Penerapan DSS dilingkungan Kerja
Contoh
pertama yang kami tunjukan yaitu pada PT. TELKOM
Dalam
pelaksanaan program Co-operative Education (Co-op) di PT. Telkom, ada beberapa
tahap yang harus dilalui. Salah satunya adalah tahap seleksi, dimana seleksi
ini dapat dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap perguruan tinggi oleh tim dari
perguruan tinggi (tahap-I), yang disusul dengan tahap final oleh tim gabungan
perguruan tinggi dan perusahaan (tahap-II).
Tugas
akhir ini bertujuan untuk membuat suatu prototype perangkat lunak Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) kelompok yang berfungsi sebagai alat
bantu bagi pengelola Co-op di PT. Telkom dalam mendukung pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan menggunakan metode Accord dan MAUT , dimana dari
hasil evaluasi metode Accord dapat ditentukan tingkat konsensus urutan/peringkat
peserta Co-op.
Hasil
pengujian prototype perangkat lunak SPPK kelompok ini dilakukan dengan
membandingkan hasil evaluasi SPPK kelompok dengan data sampel seleksi tes
wawancara umum penerimaan peserta Co-op di PT. Telkom tahun 2004. Jumlah
prosentase calon peserta diterima menjadi peserta Co-op untuk rayon Bandung
pada data sampel adalah 71,25 %, sedangkan pada SPPK kelompok adalah 67,5 %
dari 80 calon peserta Co-op yang dievaluasi. Dan untuk rayon Jakarta pada data
sampel adalah 30,77 %, sedangkan pada SPPK kelompok adalah 35,9 % dari 39 calon
peserta Co-op yang dievaluasi.
Perangkat
lunak ini diimplementasikan dengan menggunakan teknologi web yang berbasis
bahasa pemrograman PHP, dengan data server Oracle 8 Enterprise dan web server
apache.
Perancangan
Tools Decision Support System untuk pemilihan Alternatif Pengembangan Suatu
Jaringan Akses (studi Kasus PT. Telkom Kandatel Yogyakarta)
Adapun
contoh kedua dari penerpan DSS dilingkungan kerja yaitu sebagai berikut:
Dalam
kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya.
Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, perlu mengenal sifatsifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai
dengan yang kita inginkan.
Sejak
abad ke-9 tanaman jati yang merupakan tanaman tropika dan subtropika telah
dikenal sebagai pohon yang memiliki kayu kualitas tinggi dan bernilai jual
tinggi. Jati digolongkan sebagai kayu mewah (fancy wood ) dan memiliki kelas
awet tinggi yang tahan terhadap gangguan rayap serta jamur dan mampu bertahan
sampai 500 tahun.[1] Salah satu kayu yang banyak digunakan adalah kayu jati.
Kayu jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar,
berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Kayu jati merupakan kayu
kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya. Secara teknis, kayu jati
memiliki kelas kekuatan 1 dan kelas keaw etan 1. Kayu ini sangat tahan terhadap
serangan rayap.
Meskipun
keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk
membuat mebel jati furniture/mebel dan ukirukiran. Kayu yang diampelas harus
memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun
pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah. Dengan
kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu
mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior,
kerajinan, panel dan anak tangga yang berkelas. Untuk dapat memilih kayu jati
yang baik untuk aplikasi furnitur, maka perlu diketahui sifat-sifat mekanik
kayu jati. Sifat mekanik ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu
sebab dari pengetahuan sifat mekanik kayu tersebut tidak saja dapat dipilih
jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi
juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila
jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Disampingitu pengetahuan akan sifat mekanik kayu jati juga akan bermanfaat pada
saat manufakturing kayu jati, seperti proses permesinan. Macam-macam sifat
mekanis kayu antara lain :
a.
Kekuatan tarik ( Tensile Strength)
b.
Kekuatan tekan ( Compresive Strenght atau Crushing Strenght)
c.
Kekuatan lentur ( Bending Strength)
Dalam
upaya peningkatan efisiensi dan pengoptimalan pengguaan kayu, teknologi dan
rekayasa dalam bidang perkayuan sangatlah penting. Dalam pemilihan kayu ya ng
baik sifat mekanis atau kekuatan kayu merupakan hal yang penting. Faktor ini
diperlukan karena kayu akan digunakan untuk menahan beban dengan aman dalam
jangka waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu untuk setiap batang kayu
perlu dilakukan pemilihan dalam rangka mengetahui kemampuan dalam menahan
beban. Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat.
Penggunaan
komputer telah berkembang, dari sekedar pengolahan data ataupun penyajian
informasi, menjadi mampu untuk menyediakan pilihan sebagai pendukung
pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh manajemen. Hal tersebut
dimungkinkan berkat adanya perkembangan teknologi perangkat keras, yang
diiringi oleh perkembangan perangkat lunak, serta kemampuan perakitan dan
penggabungan beberapa teknik pengambilan keputusan ke dalamnya. Integrasi dari
perangkat keras, perangkat lunak, dan proses keputusan tersebut menghasilkan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang memungkinkan pengguna u ntuk melakukan
pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan cermat.
Keberadaan
SPK pada perusahaan atau organisasi bukan untuk menggantikan tugas-tugas
pengambil keputusan, tetapi merupakan sarana yang membantu bagi mereka dalam
pengambilan keputusan. Dengan menggunakan data-data yang diolah m enjadi
informasi untuk mengambil keputusan dari masalah-masalah semi terstruktur.
Dalam implementasi SPK, hasil dari keputusankeputusan dari sistem bukanlah hal
yang menjadi patokan, pengambilan keputusan tetap berada pada pengambilan
keputusan. Sistem ha nya menghasilkan keluaran yang mengkalkulasi data-data
sebagaimana pertimbangan seorang pengambil keputusan, sehingga kerja pengambil
keputusan dalam mempertimbangkan keputusan dapat dimudahkan.[2] Sistem
pendukung keputusan dirancang untuk mendukung tahap pengambilan keputusan mulai
dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan
pendekatan yang diguanakan dalam proses pengambilan keputusan sampai
mengevaluasi pemilihan alternatifalternatif yang ada.[2] Metode Profile
Matching Modelling adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan
mengasumsikan bahwa terdapat variabel predicator yang ideal yang harus
dimiliki, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati.
Dalam
proses metode profile matching modelling secar ga ris besar merupakan proses
membandingkan antara nilai data actual dari suatu profile yang akan dinilai
dengan nilai profil yang diharapkan, sehingga dapat diketahui perbedaan
kompetensinya (Disebut juga gap). Metode profile matching atau pencocokan
profil adalah metode yang sering digunakan sebagai mekanisme dalam pengambilan
keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang
ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal
yang harus dipenuhi atau dilewati.[3] Penggunaan metode profil matching
memanfaatkan bobot masing-masing kategori yang diperoleh berdasarkan banyaknya
indikator yang digunakan, dalam hal ini indikator-indikator tersebut dituangkan
dalam pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan.
Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh gap dan dipilih hasil yang mempunyai
nilai maksimal.
Dengan
penggunaan metode profile matching hasil yang didapatkan lebih akurat dan
sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan dibandingkan dengan
penyelesaian secara manual yaitu pengecekan berkas secara satu per satu yang
sangat tidak efektif karena membutuhkan waktu yang lama. Dalam pengambilan
keputusan pemilihan kayu jati dilakukan oleh pemilik kayu dengan metode profile
matchi ng menggunakan parameter kualitas kelayakan kayu yang terdiri dari lima
kategori, yaitu sifat fisik kayu, sifat mekanik kayu, kelas kayu, umur kayu dan
zat yang dikandung kayu. SPK berbasis komputer yang dirancang merupakan sistem
terkomputerisasi dengan fasilitas penyimpanan database yang dapat digunakan
untuk menyimpan data. Dengan database, pengguna dapat menyimpan data-data
penting yang kemudian diolah untuk mendapatkan informasi, akan tetapi sistem
database standar hanya bisa menangani data yang bersifat pasti, sedangkan pada
kehidupan sehari-hari seringkali dibutuhkan adanya penanganan pada data-data
yang bersifat samar pada sistem database, seperti kasus pemilihan kayu jati
pada home industri mebel, maka untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunak
an metode kriteria bayes dan analisis gap.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan,
terutama dalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2. Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan
manajemen, mulai dari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang
paling bawah dan para pegawai lainnya.
3. Decision Support System memberikan dukungan untuk beragam
tipe dan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
4. Decision Support System dapat beradaptasi terhadap waktu
dan fleksibel pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah,
atau menata kembali elemen-elemen dasar.
5. Tampilan Decision Support System akrab dengan pengguna,
memiliki kapabilitas yang besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga
mudah untuk digunakan.
6. Decision Support System mampu untuk meningkatkan
efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan
waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya dalam proses
pengambilan keputusan.
7. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas
seluruh langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
8. DSS sangat bermanfaat bagi PT. Telkom karena DSS dapat
mempermudah PT.Telkom untuk mengetahui keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan
oleh konsumen itu sendiri, dan PT.Telkom juga dapat dengan cepat menanggapi
keluhan tersebut. Selain itu, DSS juga bermanfaat untuk penerimaan peserta
co-op PT.Telkom karena dengan adanya DSS system penerimaan dapat berjalan
dengan cepat dan dibantu oleh Perangkat lunak ini diimplementasikan dengan menggunakan
teknologi web yang berbasis bahasa pemrograman PHP, dengan data server Oracle 8
Enterprise dan web server apache.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen Website:
Komentar
Posting Komentar